A.Pengertian
kebudayaan
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya.
Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu
citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang
memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
“individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh
rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
B.Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat
(1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi
pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
- Kesenian
- Sistem teknologi dan peralatan
- Sistem organisasi masyarakat
- Bahasa
- Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
- Sistem pengetahuan
- Sistem religi
Pada jaman
modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor
dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara
kita ini. Contoh nya
saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk
mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya
bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan
kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan
mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan
soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1.Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik
manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka
sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya
sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi
antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal
seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan
sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap
manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan
mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti.
7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya
Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan
Maha Kuasa.
Kebudayaan daerah
Seluruh
kebudayaan daerah yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di
Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan
Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi
oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan
kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Budha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang
bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5
Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai
pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan
Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi
perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan
Nusantara(Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama
perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan
menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan
perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah
yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di
Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi
Kebudayaan
Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang
singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kedatangan penjelajah dari Eropa
sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya,
membawa berbagai bentuk kebudayaan barat membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat
dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial,
berbagai elemen budaya seperti boga , busana ,
perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang
lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.
Wujud kebudayaan daerah di Indonesia
Kebudayaan daerah tercermin dalam
berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap saerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.
Rumah Adat
- Sumatera Barat : Rumah Gadang
- Sumatera Selatan : Limas
- Jawa : Joglo
- Papua :Honai
- Sulawesi Selatan : Tongkong
- Sulawesi Utara: Rumah Panggung
- Kalimantan Barat: Rumah Betang
- Nusa Tenggara Timur: Lopo
Tarian
·
Jawa Timur : Reog Ponorogo
·
Jawa Tengah : Gambyong
·
Jawa Barat : Jaipong
·
Bali : Kecak
·
Aceh : Saman
Lagu
·
Bubuy Bulan (Jawa Barat)
·
Buka Pintu (Maluku)
·
Bungo Bangso (Sumatera Utara)
·
Bungong Jeumpa (Aceh)
·
Burung Tantina (Maluku)
·
Butet (Sumatera Utara)
·
Cik-Cik Periuk (Kalimantan Barat)
·
Cikala Le Pongpong (Sumatera Utara)
·
Cing Cangkeling (Jawa Barat)
·
Cuk Mak Ilang (Sumatera Selatan)
Musik
- Jakarta: Keroncong Tugu.
- Maluku :
- Melayu : Hadrah, Makyong, Ronggeng
- Minangkabau :
- Aceh :
- Makassar : Gandrang Bulo, Sinrilik
- Pesisir Sibolga/Tapteng : Sikambang
Alat musik
- Jawa: Gamelan.
- Nusa Tenggara Timur: Sasando, Gong dan Tambur, Juk Dawan, Gitar Lio.
- Gendang Bali
- Gendang Karo
- Gendang Melayu
Gambar
Patung
- Jawa: Patung Buto, patung Budha.
- Bali: Garuda.
- Irian Jaya: Asmat.
Pakaian
- Jawa: Batik.
- Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
- Sumatra Utara, Sibolga: Anak Daro & Marapule.
- Sumatra Selatan: Songket
- Lampung : Tapis
- Sasiringan
Suara
- Jawa: Sinden.
- Sumatra: Tukang cerita.
- Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)
Sastra/tulisan
- Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.
- Bali: karya tulis di atas Lontar.
- Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah
- Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara
- Timor Ai Babelen, Ai Kanoik
Berdasarkan
daerahnya, wilayah Indonesia menurut Konjaraningrat ( 1999 ) terdiri atas
beberapa budaya lokal, sebagai berikut.
1. Tipe Masyarakat berdasarkan sistem berkebun
Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai
tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu.
2. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Cara Bercocok Tanam di Ladang
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokok.
3. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Sistem Bercocok Tanam di Sawah
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di Sawah dengan padi sebagai
tanaman pokonya. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan diferensiasi
dan stratifikasi sosial yang agak sempit.
4. Tipe Masyarakat Perkotaan
Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri -ciri pusat pemerintahan dengan sektor
perdagangan dan industri yang lemah.
5. Tipe Mayarakat Metropolitan
Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan sektor perdagangan dan industri yang
agak berarti.
1. Tipe Masyarakat berdasarkan sistem berkebun
Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai
tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu.
2. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Cara Bercocok Tanam di Ladang
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokok.
3. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Sistem Bercocok Tanam di Sawah
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di Sawah dengan padi sebagai
tanaman pokonya. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan diferensiasi
dan stratifikasi sosial yang agak sempit.
4. Tipe Masyarakat Perkotaan
Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri -ciri pusat pemerintahan dengan sektor
perdagangan dan industri yang lemah.
5. Tipe Mayarakat Metropolitan
Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan sektor perdagangan dan industri yang
agak berarti.
KEBUDAYAAN
JAWA
Propinsi Jawa Tengah terletak di Pulau Jawa dan beribukota di Semarang. Terbagi menjadi 35 kabupaten dan kota. Jawa Tengah memiliki adat istiadat dan budaya yang unik. Jawa Tengah dikenal sebagai “jantung” budaya Jawa.
Rumah adat di Indonesia bermacam-macam bentuknya dan mempunyai nilai seni masing-masing. Karena rumah merupakan suatu yang sangat penting, selain sebagai tempat tinggal rumah berfungsi untuk melindungi dari tantangan alam dan lingkungannya. Kita juga dapat melakukan aktivitas penting didalamnya, tidak hanya diluar rumah saja. Rumah Jawa lebih dari sekedar tempat tinggal. Masyarakat Jawa lebih mengutamakan moral kemasyarakatan dan kebutuhan dalam mengatur warga semakin menyatu dalam satu kesatuan.
Contohnya saja kita lihat rumah adat dari Provinsi Jawa Tengah yaitu rumah joglo. Joglo merupakan rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu. Rumah bentuk ini mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya dimiliki orang yang mampu. Pada masa lampau masyarakat jawa yang mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bngunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain. Di zaman yang semakin maju ini rumah joglo digunakan oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan kantor-kantor.
Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.
Sirkulasi keluar masuknya udara pada rumah joglo sangat baik karena penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri.
Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang merupakan perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang atap trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah dan selalu lebih tinggi serta diapit oleh atap serambi. Bentuk gabungan antara atap ini ada dua macam, yaitu: Atap Joglo Lambang Sari dan Atap Joglo Lambang Gantung. Atap Joglo Lambang Sari mempunyai ciri dimana gabungan atap Joglo dengan atap Serambi disambung secara menerus, sementara atap Lambang Gantung terdapat lubang angin dan cahaya.
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni,bahan bangunanya pun terdiri dari bahan-bahan yang berkualitas dan cukup mahal harganya, bangunanya pun sangat kokoh dengan pondasi yang sangat kuat oleh karena itu rumah ini sangat istimewa bagi adat jawa dan sangat dijaga kelestariannya sampai saat ini. Oleh karena itu rumah joglo adalah salah satu rumah yang berpengaruh bagi kelestarian adat daerah yang ada di Indonesia meskipun adat-adat daerah lain banyak juga yang mempunyai rumah adat yang mempunyai seni tersendiri.
Gambar diatas diambil saat saya dan kelompok melakukan observasi secara langsung di Taman Mini Indonesia Indah.
Tari Gambyong (Provinsi Jawa Tengah)
Gambyong merupakan tarian khas Jawa Tengah yang biasanya ditampilkan untuk
menyambut tamu.
Tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa disebut otot tarian dan pemandu gendhing.
Pada zaman Surakarta, instrumen pengiring tarian jalanan dilengkapi dengan bonang dan gong. Gamelan yang dipakai biasanya meliputi gender, penerus gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Semua instrumen itu dibawa ke mana-mana dengan cara dipikul.
Umum dikenal di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan kendang bukanlah sesuatu yang mudah dan harus mempunyai jiwa seni yang tinggi yang dapat mengikuti irama sampai kedalam perasaan pengendang tersebut. Pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya. Begitu juga sebaliknya, seorang pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong akan mudah melakukan harmonisasi.
Batik-Tulis Pekalongan (Provinsi Jawa Tengah)
Pakaian adat Jawa Tengah adalah Batik.Kita akan mudah menemukan batik di Propinsi ini karena dua diantara wilayahnya merupakan sentra penghasil batik.Solo dan Pekalongan adalah daerah penghasil batik yang telah memberikan kontribusi positif untuk melestarikan budaya bangsa.
Batik adalah suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui daerah-daerah perajin batik. Setiap daerah pembatikan mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata warnanya oleh karena itu kita harus menjaga kelestarianya. Dan salah satu daerah itu adalah Kabupaten Pekalongan. Batik di Pekalongan dapat dikategorikan sebagai batik pesisir yang mempunyai ciri khas pada motif kain hiasnya yang bersifat naturalis dan kaya warna. Ciri khas inilah yang memberikan identitas tersendiri bagi batik-tulis Pekalongan yang berbeda dengan batik lainnya, seperti batik-tulis Yogya atau Solo.
Tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa disebut otot tarian dan pemandu gendhing.
Pada zaman Surakarta, instrumen pengiring tarian jalanan dilengkapi dengan bonang dan gong. Gamelan yang dipakai biasanya meliputi gender, penerus gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Semua instrumen itu dibawa ke mana-mana dengan cara dipikul.
Umum dikenal di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan kendang bukanlah sesuatu yang mudah dan harus mempunyai jiwa seni yang tinggi yang dapat mengikuti irama sampai kedalam perasaan pengendang tersebut. Pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya. Begitu juga sebaliknya, seorang pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong akan mudah melakukan harmonisasi.
Batik-Tulis Pekalongan (Provinsi Jawa Tengah)
Pakaian adat Jawa Tengah adalah Batik.Kita akan mudah menemukan batik di Propinsi ini karena dua diantara wilayahnya merupakan sentra penghasil batik.Solo dan Pekalongan adalah daerah penghasil batik yang telah memberikan kontribusi positif untuk melestarikan budaya bangsa.
Batik adalah suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui daerah-daerah perajin batik. Setiap daerah pembatikan mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata warnanya oleh karena itu kita harus menjaga kelestarianya. Dan salah satu daerah itu adalah Kabupaten Pekalongan. Batik di Pekalongan dapat dikategorikan sebagai batik pesisir yang mempunyai ciri khas pada motif kain hiasnya yang bersifat naturalis dan kaya warna. Ciri khas inilah yang memberikan identitas tersendiri bagi batik-tulis Pekalongan yang berbeda dengan batik lainnya, seperti batik-tulis Yogya atau Solo.
Lagu Daerah (Provinsi Jawa Tengah)
Lir Ilir – Provinsi Jawa Tengah
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir
Tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo
Lir Ilir adalah lagu daerah Jawa Tengah, nada dasar naturel (C), birama 2/4 dengan tempo alegretto. Lagu ini menggunakan bahasa Jawa dan sering dinyanyikan dengan iringan musik gamelan.
Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.
Makanan Khas Semarang (Provinsi Jawa Tengah)
Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit dan garam. Ikan bandeng ini kemudian dimasak pada alas daun pisang dengan cara presto. Presto adalah cara memasak dengan uap air yang bertekanan tinggi. Karena ikan bandeng terkenal memiliki banyak duri, bandeng presto adalah makanan yang digemari karena dengan cara masak presto duri-duri ini menjadi sangat lunak. Sehingga dapat dinikmati dengan lebih mudah.
..Pesan yang saya sampaikan..
“Kita harus bangga sebagai warga Negara Indonesia yang kaya akan beraneka ragam budaya yang dimiliki dari setiap propinsi, yang didalamnya mencakup: adat istiadat, kesenian, makanan, wisata, peninggalan-peninggalan bersejarah, dll. Kita sebagai generasi muda yang bertanggung jawab atas kelestarianya harus menjaga agar kebudayaan tidak terancam punah dan tidak dicuri oleh negara lain”.
Jawa Tengah
adalah propinsi dimana budaya jawa banyak berkembang
disini karena di jawa tengah dahulu banyak kerajaan berdiri disini itu terlihat
dari berbagai peninggalan candi di jawa tengah.
Mahakarya yang sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap daerah mempunya corak batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri khas sendiri sendiri selain batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya ada wayang kulit yang sudah dia kaui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh unesco ada juga tembang tembang (lagu lagu ) jawa yang diiringi oleh gamelan (alat musik) yang juga dikenal dengan campursari ada juga ketoprak
Mahakarya yang sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap daerah mempunya corak batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri khas sendiri sendiri selain batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya ada wayang kulit yang sudah dia kaui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh unesco ada juga tembang tembang (lagu lagu ) jawa yang diiringi oleh gamelan (alat musik) yang juga dikenal dengan campursari ada juga ketoprak
Yang merupakan pertunjukan seni peran
khas dari jawa
di jawa tengah juga masih ada kerjaan yang samapai sekarang masih berdiri tepatnya dikota solo yang dikenal dengan Kasunanan solo
budaya jawa tengah sungguh banyak mulai dari wayang ,wayang orang, ketoprak,tari dan masih banyak lagi berikut beberapa foto terkait budaya Jawa Tengah :
di jawa tengah juga masih ada kerjaan yang samapai sekarang masih berdiri tepatnya dikota solo yang dikenal dengan Kasunanan solo
budaya jawa tengah sungguh banyak mulai dari wayang ,wayang orang, ketoprak,tari dan masih banyak lagi berikut beberapa foto terkait budaya Jawa Tengah :
Keraton
Solo Ketoprak
Batik Wayang Kulit
Sinden Pakaian Adat Jawa
KEBUDAYAAN
SUMATERA UTARA
Provinsi Sumatera Utara terletak
pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi
Sumatera Utara 71.680 km².
Sumatra Utara pada dasarnya dapat
dibagi atas:
Pesisir Timur
Pegunungan Bukit Barisan
Pesisir Barat
Kepulauan Nias
Pesisir timur merupakan wilayah di
dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan
infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah
pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya
dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa kolonial Hindia-Belanda, wilayah
ini termasuk residentie Sumatra's Oostkust bersama provinsi
Riau.
Di wilayah tengah provinsi
berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa
wilayah yang menjadi kantong-kantong konsentrasi penduduk. Daerah di
sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat
penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
Pesisir barat merupakan wilayah yang
cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak,
Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini
masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.
Pada dasarnya, bahasa yang
dipergunakan secara luas adalah Bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli
mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan Bahasa
Melayu yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur seperi
wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai,
memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu dengan
sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu
dialek "e" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Mayarakat Jawa
di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai pengantar sehari-hari.
Di kawasan perkotaan, orang Tionghoa
lazim menuturkan Bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia. Di
pegunungan, masyarakat Batak menuturkan Bahasa Batak yang terbagi
atas empat logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di
Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti
Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Mandailing Natal
menggunakan Bahasa Minangkabau.
Sumatera Utara yang kaya
dengan budaya adat istiadat dan keindahan alamnya.
Sumatera Utara kaya dengan berbagai
adat budaya atau etnis yang beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba,
Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis
Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya
masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan
pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini
sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara. Walaupun begitu
banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam
bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk
kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera
Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini
tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
Kekayaan budaya yang dimiliki
berbagai etnis yaitu :
Batak Toba dengan Tarian
Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda (cerita
rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner.
Batak Karo yang terkenal dengan
daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan
sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya
yang masih tradisional.
Etnis Melayu yang terkenal
dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan
peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang
tinggi.
Batak Angkola yang terkenal
dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan
merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus
pasar global.
Batak Pakpak Dairi yang dikenal
dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan
tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang
khusus.
Etnis Simalungun memiliki
peninggalan sejarah berupa Rumah Bolon atau yang dikenal dengan Museum
Lingga/Rumah Bolon yang pada tempat itu masih terdapat berbagai peninggalan
sejarah dan etnis Simalungun juga memiliki adat istiadat dan budaya yang
tersendiri.
Etnis Nias memiliki daerah yang
kaya dengan wisata alam yang sangat menakjubkan yang telah memiliki nilai jual
hingga ke mancanegara, daerah ini juga memiliki kekayaan situs megalitik dan
daerah ini masih tergolong daerah yang orisinal yang belum terlindas dengan
kemajuan zaman karena didaerah ini masih banyak peninggalan megalitik seperti
kampung batu, nilai budaya yang tradisional dan banyak lagi yang sangat
bernilai tinggi, dan menurut cerita masyarakat setempat, daerah tersebut sudah
direncanakan untuk dijadikan salah satu zona situs megalitik yang dilindungi
dunia.
Etnis Sibolga Pesisir ini juga
memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang khusus yang juga memiliki nilai
sejarah yang sangat berharga.
Dari semua etnis tersebut maka
dapatlah dikatakan bahwa Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya dan
etnis juga sejarah yang patut untuk diperhitungkan dan dijaga kelestariannya
demi mengangkat martabat bangsa Indonesia di bidang Kebudayaan dan Pariwisata.
Budaya Sumatera Utara - Seni
Kebudayaan Tradisional Propinsi Daerah Sumut. Sumatra Utara memiliki khasanah
kekayaan budaya yang beraneka ragam. Kebudayaan daerah Sumsel tersebut meliputi
adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah.
Di Propinsi Sumatera Utara terdapat
beberapa suku yang mendiami propinsi tersebutdiantaranya adalah suku Melayu,
suku Nias, suku Batak Toba, suku Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah,
suku Tapanuli Selatan yang terdiri dari suku Sipirok, suku Angkola, Padang
Bolak, serta Mandailing, Namun ada juga pendatang seperti suku Minang, Jawa
serta Aceh. Pendatang ini membawa kebudayaan serta adat-istiadatnya
masing-masing.
Seni Budaya Sumatera Utara
Musik daerah Sumatera Utara
Sama seperti budaya daerah lainnya
yang ada di Indonesia Sumatera Utara juga memilki musik yang khas daerah Sumse.
Musik yang biasa dimainkan di Sumatra Utara ini tergantung dengan
upacara-upacara adat yang diadakan di Sumut. Yang menjadi ciri khas adalah
terdapat alunan musik genderang. Seperti misalnya pada Etnis Pesisir yang
memiliki serangkaian alat musik yang sebut dengan Sikambang.
Tarian Budaya Sumatera Utara
Memiliki beraneka ragam seni tari
tradisional yang terbagi beberapa macam. Ada yang bernuansa magis yang berupa
tarian sakral namun ada juga yang sifatnya untuk hiburan saja yang berupa tari
profan. Jenis tari adat Sumut merupakan bagian dari upacara adat, sedangkan
tari sakralnya biasanya ditarikan oleh dayu-datu.
Beberapa tarian yang berasal dari
Sumatera Utara adalah tari Tortor, morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam
sering dan kebangkiung, tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan.
Contoh
Budaya lokal di masyarakat
1.Tradisi
Dugderan di Kota Semarang
Tradisi
dugderan ikut menyemarakkan datangnya bulan puasa khususnya di Kota Semarang.
Dengan mengusung warak ngendhog sebagai ikonnya, yaitu binatang yang
bentuknya menyerupai persilangan naga dan kuda yang dilengkapi dengan sebutir endhog
(telur). Tak hanya itu saja, kerajinan kapal dan othok-othok selalu
diidentikkan dengan tradisi ini. Semua barang tersebut tentu akan sulit
dijumpai di hari-hari biasa. Selain di seputar Semarang, banyak pula pedagang
yang berasal dari luar kota hanya untuk mengadu peruntungan. Diantaranya dari
Brebes, Jepara, Sidoarjo, dan masih banyak lagi.
Sebagai
warga Semarang, tentu merasa bangga karena mempunyai tradisi unik yang patut
untuk dilestarikan :
1.Kentrung
Tradisi
Lisan
Kentrung
merupakan salah satu jenis seni tutur atau tradisi lisan yang berkembang di
wilayah di Jawa. Lazimnya, kentrung dimainkan seorang dalang, didukung peranti
tabuh seperti kendang, rebana, ketipung, atau jidor. Pada zaman keemasannya,
dekade 1970-1980-an, kentrung acap ditanggap untuk menyemarakkan hajatan pupak
puser (puputan), selapanan bayi, mudhun lemah, atau khitanan. Namun belakangan,
kentrung sebagai salah satu kekayaan budaya masyarakat tak pernah hilang. Hal
itu amat bergantung pada ada atau tidak seniman yang melestarikan serta
dukungan masyarakat penonton sebagai pemilik sah kesenian tersebut. “Dhasare
niku pengin nguri-uri. Eman-eman menawi kentrung ical. Dados, nggih ngentrung
sakgaduk-gaduk kula.”
1.
Tradisi
Nyadran di Ngipik, Desa Mayungsari Kecamatan Bener Purworejo
Area lading dan persawahan di Dusun Ngipik, Desa Mayungsari,
Kecamatan Bener, Purworejo kemarin tak seperti biasanya. Sepi dan lengang
dengan semilir angin pagi yang menawarkan nafas kedamaian dari daerah di lereng
perbukitan tersebut.
Di perempatan dekat balai desa, jalan konblok menuju makam
tampak ramai orang. Sebagian besar kaum adam mengenakan pakaian muslim ala
Indonesia lengkap dengan peci. Hanya sebagian kecil kaum hawa.
Satu sama lain saling berjabat tangan sembari basa-basi
menanyakan kabar. Terutama bagi mereka yang baru pulang dari perantauan. Acara
itu seakan menjadi ajang kangen-kangenan.
Sejurus kemudian, mereka turun ke area pemakaman yang memang
letaknya di dataran bawah. Sebuah pusara besar sejenis makam berada di dalam
sebuah gubug. Di bagian pinggir, lembaran-lembaran tikar telah disiapkan
sebagai tempat duduk. Dan beberapa saat pusara tersebut telah dikelilingi oleh
ratusan orang.
Itulah prosesi awal ritual nyadran yang sudah mentradisi di
kalangan warga Dusun Ngipik. Kegiatan yang diyakini sakral dan berbalut dengan
nilai-nilai magis-historis ini dilakukan secara rutin setiap tahun.
“Nyadran ini menjadi bukti rasa bakti kita kepada leluhur
yang pertama kali membuka desa ini.” Pusara yang diziarahi itu diyakini sebagai
makam leluhur warga desa setempat. Yakni Mbah Sodong Joyo. “Beliau yang pertama
kali babat alas sehingga terbentuklah desa ini, “ katanya.
Dia tidak mengetahui persis kapan pusara itu mulai ada di
makam tersebut. Hanya saja, berdasarkan hikayat yang diturunkan dari setiap
generasi, pusara Mbah Sodong Joyo itu sudah ada sejak ratusan tahun.
“Dari kecil kami diajari orang tua kami agar setiap
menjelang bulan puasa nyadran dulu satu dusun ke makam Mbah Sodong Joyo.
Akhirnya terus berlangsung. Mbah Sodong Joyo hidup pada masa kerajaan Mataram.
“Entah misinya apa sampai tempat ini yang konon dulunya
masih hutan. Kemudian dibuka dan dibangun sebuah desa bernama Mayungsari.
Mbah Sodong Joyo sebenarnya memiliki istri bernama Sodongan
yang pusaranya berada di Borobudur, Magelang. Diungkapkan Suparno, dua pusara
di Ngipik dan Borobudur diketahui memiliki hubungan baru sekitar 8 tahun yang
lalu. “Ternyata suami istri, “ katanya.
Sudah menjadi tradisi kegiatan nyadran ini dilakukan pada
hari Kamis kedua pada bulan Sya’ban.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar