BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Kemajuan Teknologi membuat penggunanya dimudahkan dalam
menggunakan berbagai sarana. Salah satunya adalah sarana komunikasi, contohnya
telepon genggam. Semakin bertambahnya tahun, maka kualitas yang dimiliki
teknologi tersebut juga semakin canggih. Belum lagi, harga yang ditawarkan juga
semakin terjangkau. Secara otomatis, hampir setiap warga di Indonesia pasti
memiliki jenis alat komunikasi tersebut. Untuk mengirim informasi hape
memerlukan sebuah kartu sim yang berisi saldo atau yang sering kita sebut
dengan pulsa. Dengan pulsa kita dapat memanfaatkannya untuk menghubungi
seseorang. Namun hal ini mempunyai
kekurangan, untuk menelepon seseorang, kita memerlukan saldo pulsa lebih dari
seribu rupiah, semakin lama kita mengobrol, maka pulsa yang digunakan juga
banyak. Akibatnya keinginan para pengguna “hape” untuk menelepon menjadi
berkurang karena dianggap boros.
Tetapi ponsel masih memiliki kecanggihan
yang lain yaitu fungsi untuk mengirim pesan atau “sms”. Berkomunikasi dengan
orang terdekat akan lebih murah dengan fitur tersebut dibanding dengan
menelepon. Meskipun kita tidak bias mendengar langsung suara dari orang yang
kita ajak untuk berkomunikasi, namun fitur sms tetap paling digemari banyak
pengguna karena terkesan murah dan mudah. Sayangnya sms juga memiliki
kekurangan yaitu jumlah karakter dibatasi. Hal ini membuat pengirim sms
kesulitan untuk mengetik kalimat secara utuh karena teks akan dibagi menjadi 2
pesan bila jumlah karakter maksimal sudah tercukupi.
Dari situlah diciptakan adanya singkatan
kata. Singkatan kata dapat bervariasi sehingga terkadang tidak semua orang
dapat memahami arti singkatan tersebut.
Singkatan bisa digunakan pada “sms” dengan Bahasa daerah, Bahasa
inggris, maupun Bahasa Negara lain, bahkan Bahasa yang populer dikalangan
remaja seperti Bahasa alay dan Bahasa gaul.
Selain pada sms, singkatan ternyata juga digunakan
pada media chatting, Disamping
penggunaan singkatan Bahasa, pada media chatting juga digunakan emotikon serta
simbol. Emotikon dan simbol semakin mempermudah dalam pemahaman pesan yang
disampaikan karena dengan emotikon dan simbol kita sebagai komunikan (penerima
pesan) dapat mengerti bagaimana perasaan komunikator saat menulis pesan
tersebut.
Meningkatnya kualitas telepon genggam, menyebabkan alat
komunikasi yang satu ini dapat juga digunakan sebagai media chatting, Alhasil,
emotikon serta symbol ikut merambah pula ke media pengiriman pesan standar pada
hape alias sms.
Berdasarkan latar belakang inilah, penulis bermaksud
untuk membuat makalah dengan judul “Penggunaan Bahasa pada SMS dan Media Chatting”
bermaksud agar pembaca dapat menambah ilmu serta perbendahaaraan Bahasa yang
sudah dikuasai sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BAHASA
PADA SMS DAN CHATTING
1. Definisi
Singkatan
Menurut Ejaan Yang Disempurnakan, Singkatan adalah bentuk
Bahasa yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Pedoman pembentukan singkatan dan akronim diatur dalam
keputusan Mendikbud RI Nomor 0543a/U/198, tanggal 9 September 1987 tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
2. Bagaimana
dengan Singkatan pada sms dan chatting?
Perilaku komunikasi masyarakat mulai berubah seiring
dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi Bahasa-bahasa pergaulan
ala teknologi sekarang mulai populer tanpa memandang usia bahkan batas Negara.
Bagi pengguna layanan pesan singkat (short message
service/SMS) menggunakan bahasa singkat sudah lumrah. Sesuai dengan namanya,
bahasa dalam SMS memang dituntut singkat. Namun bukan sekadar singkat, bahasa
harus mudah dimengerti. Seorang komunikan (penerima pesan) harus paham
komunikasi yang disampaikan lawan bicaranya. Begitu juga sang pemberi pesan,
harus dipastikan bahwa yang menerima pesan mengerti. Akibatnya, komunikasi
lewat SMS melahirkan istilah-istilah baru dalam bahasa komunikasi antarpengguna
layanan ini.
Dalam perkembangannya istilah yang digunakan tidak hanya
dipersingkat, praktis namun juga dituntut "gaul". Banyak pengguna
SMS, khususnya kalangan muda yang menjadikan bahasa gaul ala SMS menjadi bahasa
yang biasa biasa dalam komunikasi. Penggunaan singkatan sudah biasa dalam komunikasi
via SMS. Bahkan kata singkatan itu tidak hanya berasal dari bahasa Indonesia,
namun juga adaptasi dari Bahasa asing. Singkatan yang digunakan umumnya
merupakan kependekan kalimat atau gabungan huruf awal dari kata yang dimaksud.
Namun, ada juga yang dipadu dengan angka dan simbol.
Maka berbagai singkatan asing muncul seperti
B4 (dibaca before= sebelum)
otw (on the way=dalam perjalanan)
CM (call me= telepon saya)
CU (see you=sampai
jumpa)
SC (stay cool=Tenanglah) dan lainnya.
Kini istilah-istilah itu sudah mudah diingat dan
dipergunakan. Ekspresi-ekspresi bahasa dalam bahasa Inggris itu selain
digunakan dalam sarana komunikasi SMS juga untuk chatting (ngobrol) di
internet. Layanan chatting yang mudah didapat di internet, menjadikan
singkatan-singkatan ini semakin populer.
Contoh pada percakapan SMS
|
Percakapan SMS dengan menggunakan Bahasa yang disingkat
dan Bahasa Indonesia non formal yang digabung dengan bahasa Inggris
|
Sms pada gambar diatas menggunakan Bahasa alay dan Bahasa
yang disingkat. Serta Bahasa Inggris pada kata request.
Terjemahan;
Selamat siang kak wiwin
aku mau request lagunya vidi dong yang judulnya cemburu menguras hati,
tolong diputerin ya, salam ya buat semua jak mania yang kemarin ujan-ujanan
yang nggak dengerin.
3. EMOTIKON
Sejumlah sarana chatting seperti facebook (fb), twiiter,
line, blackberry messenger (bbm) juga melengkapi dengan bentukan ekspresi. Maka
lahirlah simbol-simbol baru yang sering disebut dengan emotikon yang mudah
dimengerti oleh masyarakat. Emotikon awalnya adalah ketika tanda baca dan huruf
yang diasumsikan pada gambar-gambar tertentu. Contohnya:
:) (berarti tersenyum)
:P (menjulurkan lidah)
O:) (Dizzy=Pening)
:~ (lapar)
Beberapa contoh emotikon yang mengalami perkembangan
^_^ smile
^_~ wink
^ㅂ^ ketawa
^ㅂ~ wink sambil ketawa
^ㅅ^ senyum ala beruang
^ㅁ^ tertawa gembira
^0^ tertawa senang
ㅇㅅㅇ bengong
ㅇㅅㅇ? bingung
ㅡㅅㅡ? 'apaan sih?' bertanya
ㅡㅅㅡ;;; 'apaan sih'
ㅡ_ㅡ"
kesal
ㅡ_ㅡ;;;
rada bt
ㅍ_ㅍ
ngantuk
ㅇㅂㅇ excited
ㅇㅠㅇ 'weeek~' menjulurkan lidah
-ㅠ- 'weeek~'
ㅠ_ㅠ
nangis
ㅠ_ㅜ
nangis sedikit
ㅠㅁㅠ nangis bersuara
ㅠㅅㅠ nangis beruang
Istilah atau
simbol-simbol yang digunakan dalam emotikon bagi orang yang jarang
menggunakannya akan menganggapnya aneh. Namun bagi mereka yang sudah akrab
dengan SMS yang dipadukan dengan chatting hal itu adalah bahasa sehari-hari.
Bahkan banyak simbol yang menurut penggunanya lebih berarti dari sekadar
kata-kata.
Pengguna dari emotikon kebanyakan adalah perempuan karena
mereka menggap hal itu lucu, bahkan ada lagi yang namanya autotext atau emotikon
dengan banyak symbol yang digunakan sedangkan jika laki-laki terkadang hanya
menggunakan emotikon standar/ biasa (senyum, menjulurkan lidah)
Penggunaan bahasa tertentu bagi sebagian orang nampaknya memberikan
makna lebih dalam interaksi antarpersonal. Sebuah bahasa yang dipakai
seringkali menjadi identitas tersendiri bagi seseorang.
Mereka merasa lebih percaya diri atau lebih berbaur
dengan kata yang terbentuk dalam suatu komunitas tempat mereka berinteraksi.
Sehingga tidak heran banyak kalangan, khususnya remaja yang mencoba terus
menguatkan "identitas" mereka dalam ber SMS. Dalam ber-SMS seringkali
mereka menambahkan humor segar. Dan seringkali penyampaian humor ini menjadi
mereka lebih percaya diri. Apalagi sarana SMS memang seringkali dibumbuhi
humor. Oleh karena itu banyak anak muda yang membekali diri dengan humor SMS. Mereka
selalu mengolah kata lucu yang mudah disampaikan lewat SMS. Umumnya pesan yang
disampaikan dan kata yang digunakan tidak panjang. Karena memang dalam bentuk
pesan singkat.
A.
BAHASA BARU
Bagi mereka SMS bukan hanya sekadar berkomunikasi juga
memperlihatkan eksistensi diri. Maka jadilah sejumlah istilah dan simbol itu
menjadi bahasa pergaulan ala remaja. Sulit bagi mereka menghindari
istilah-istilah ini.
Walaupun di SMS tidak tergambar wajah senyum, namun
dengan tanda ":)" lawan bicara mengetahui bahwa yang diajaknya sedang
tersenyum. Dengan gambar senyum itu akan sangat efektif untuk mengetahui bahwa
yang diajak bicara sedang bergembira. Begitu juga jika yang dituliskan adalah simbol
":P" yang berarti menjulurkan lidah, maka lawan bicara akan
mengetahui bahwa dia sedang bercanda dengan kita. Gambar kebingungan yang
diwakilkan dengan tulisan "O:)". Tulisan ini bisa lebih bermakna dari
pada kata "pening" kepada lawan bicaranya.
Bagi kalangan muda bahasa-bahasa ini menjadi penting
karena juga menunjukkan bagian dari komunitas. Sehingga membuat mereka untuk
saling belajar baik dari teman atau melalui buku. Bahasa SMS telah membentuk
sosiolek (dialek sosial) yang membedakan dengan yang lain. Sosiolek ini
mempunyai kemungkinan untuk berkembang sesuai dengan interaksi di daerah.
Sosiolek SMS yang memang basisnya bahasa Indonesia ini ketika bersentuhan
dengan dialek lokal sangat memungkinkan untuk munculnya variasi bahasa. Dimana
sosiolek ini walaupun dasarnya adalah bahasa Indonesia namun susah untuk
dimengerti oleh orang dari daerah lain. Karena di daerah lain juga bisa muncul
sosiolek sendiri.
Cerpenis dan novelis Naning Pranoto dalam bukunya yang
berjudul Creative Writing, jurus-jurus menulis kreatif dan efektif. Bahwa
bahasa SMS adalah sebuah model penulisan dengan materi yang aneh, yang hanya
ditangkap dan dimengerti oleh 'kalangan sendiri', yakni antara mereka (mungkin
saya dan anda) yang mengerti singkatan-singkatan, simbol-simbol tersebut.
Di kalangan remaja, pemakaian campuran kata bahasa Inggris
dengan bahasa Indonesia sering ditemukan. Masalah menjadi bertambah ketika
penulisan kata bahasa Inggris yang belum secara resmi dibahasa indonesiakan
ditulis dengan ejaannya pada lafal Bahasa Indonesia. Remaja melakukan ragam
dalam penulisan tersebut sebab memiliki beberapa dorongan seperti agar
dikatakan memiliki kreatifitas, gaul, dan berpengetahuan luas. Para remaja juga
sering mengombinasikan huruf abjad dengan angka. Hal ini jelas dapat
menimbulkan kesulitan pada penerima
pesan.
Sebagai contoh berikut ini:
“5af
ganggu, u ge d mana?????????”( maaf ganggu, kamu lagi di mana?)
“ Q
ge OTW k HumZ”(Aku lage on the way ke Home)
“
yasud TT DJ yach, C U”(ya sudah hati-hati di jalan ya)
Contoh bahasa sms di atas sangat membingungkan jika yang
membaca tidak paham arti dari penyimbolan dan singkatan-singkatan pada sms.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ciri-ciri Bahasa pada sms dan media chatting
- Menggunakan
Bahasa bersifat notformal, sehingga dapat berupa Bahasa gaul, Bahasa Inggris,
Bahasa alay, maupun Bahasa daerah dan prokem.
- Bahasanya
disingkat.
- Terkadang
menggunakan emotikon
Bahasa yang digunakan pada sms dan media chatting
memiliki keunikan tersendiri. Para kaum remaja menggunakan Bahasa dimana terkadang
hanya diantara mereka yang dapat mengerti Bahasa tersebut.
Pada awalnya singkatan yang sebenarnya berfungsi supaya
menghemat energy yang digunakan untuk mengetik sms serta mencegah pembagian
teks sms menjadi 2 bagian berubah menjadi tren dengan alasan karena mereka
malas harus mengetik kalimat terlalu banyak.
Penggunaan Bahasa pada sms dan media chatting pun
mengalami perkembangan, dari yang awalnya hanya emotikon untuk ekspresi standar
kini bercabang, misalnya ekspresi menangis. Bahasa yang digunakan pada sms
tentunya tergantung pada kepada siapa pesan ditujukan.
Bahasa Inggris juga dimasukkan ke dalam penggunaan Bahasa
di sms dan media chatting, bahkan masuk ke dalam Bahasa gaul anak remaja.
Bahasa yang digunakan dalam sms dan media chatting berfungsi
sebagai media kreativitas remaja, memberikan nuansa baru bagi kebahasaan, media
ekspresi yang dapat menunjukkan kepribadian penggunanya, serta menciptakan
Bahasa baru, akan tetapi penggunaannya tetap harus dibatasi, sesuai dengan
situasi serta kondisinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi,
Hasan., Soenjono Dardjowidjojo, dkk. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Nazarudin.
2008. SMS Gaul. Jakarta: Puspa Swara.
Dianawati,
Ajen. 2007. SMS Gaul Junior. Jakarta:
WahyuMedia.
Icha.
2009. SMS Smart n Happy. Jakarta:
Puspa Populer.
Pranoto,
Naning. 2006. Creative Writing.
Jakarta: Prima Media Pustaka
Haris,
Dody. 2009. Kamus Lengkap dan Istilah
Chatting, Milis dan SMS. Jakarta: Ekstra Gratis.
Mulyana,
Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar